Sabtu, 07 Februari 2009

gimana sih rasanya jatuh cinta?


Mungkin semua orang yang normal sudah pernah merasakan jatuh cinta, baik itu kepada lawan jenis maupun kepada orang tuanya sendiri, kebanyakannya lagi, banyak orang-orang skarang yang kurang normal, masa jatuh cintanya sama artis TV yang orangnya aja nggak pernah ketemu langsung..hihi..lucu ya..

Ketika ditanya gimana rasanya jatuh cinta, aku jawab gini,
rasanya aneh, kadang senyum senyum sendiri, kadang ketawa ketiwi nggak jelas, kadang sedih..duh aneh juga ya orang yang jatuh cinta itu..sebenarnya salah nggak sih orang yang jatuh cinta itu?? salah nggak teman-teman??

Kalo menurut aku..yang namanya jatuh cinta itu wajar alias normal..kalo nggak pernah jatuh cinta malahan nggak normal n perlu diperiksa kejiwaannya tuh..hehe..lho katanya kan dalam Islam nggak boleh pacaran, kok jatuh cinta dikatain wajar sih..artinya kamu melegalkan pacaran ya..bukan, bukannya begitu..

Gene lo penjelasannya..
Setiap manusia, selalu dibekali dua macam potensi kehidupan (Thaqatul Hayawiyah), yaitu :
• Kebutuhan Jasmani
• Naluri

Setiap perbuatan manusia adalah manifestasi dari kebutuhan jasmani dan nalurinya tersebut, termasuk naluri seksualnya, makanya wajar donk kalo setiap manusia merasakan jatuh cinta, karena itu emang udah fitrahnya.

Kebutuhan jasmani dan naluri ini, jika dibiarkan saja berjalan alami, tentu akan mengalami banyak sekali kekacauan.
KARENA ITULAH, DIPERLUKAN ADANYA PENGATURAN TERHADAP KEBUTUHAN JASMANI DAN NALURI YANG DIMILIKI MANUSIA.
Oleh karena itulah ada yang namanya

” SISTEM PERGAULAN DALAM ISLAM ”
(Nizham Ijtima’i)

Dalam sistem pergaulan ini diatur kehidupan Laki-laki dan Perempuan, kita urut satu persatu ya, biar kita smua jadi tau, lets check it out :s
1. Islam telah memerintahkan baik kepada laki-laki maupun perempuan untuk menundukkan pandangan. Allah SWT berfirman:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada perempuan yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (An Nuur: 30-31)

2. Islam memerintahkan kepada kaum perempuan untuk mengenakan pakaian sempurna, yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya; dan hendaknya mereka mengulurkan pakaiannya sehingga mereka dapat menutupi tubuhnya. Allah SWT berfirman:
Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya." (An Nuur: 31)
"Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." (Al Ahzab: 59)
Ayat di atas berarti janganlah mereka menampakkan tempat melekatnya perhiasan mereka kecuali yang boleh nampak, yaitu wajah dan dua telapak tangan. Pengertian Al khimar adalah penutup kepala, Al-jaib adalah bagian baju seputar dada/leher, yaitu bagian untuk membuka baju di sekitar leher dan dada. Dengan ungkapan lain ayat di atas mengatakan hendaklah mereka menurunkan khimarnya ke bagian leher dan dada. Sedangkan pengertian Al idnaau minal jilbaab adalah mengulurkan kain baju hingga ke bawah. Jadi tau kan, yang namanya kerudung (khimar) itu beda ama jilbab. Ingat loh, kita sebagai muslimah WAJIB memakai keduanya.

3. Islam melarang seorang perempuan melakukan safar(perjalanan) dari suatu tempat ke tempat lain selama perjalanan sehari semalam, kecuali apabila disertai dengan muhrimnya. Rasulullah saw bersabda:
Tidak dibolehkan seorang perempuan yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir melakukan perjalanan selama sehari semalam kecuali bila disertai muhrimnya."
Jadi meskipun kamu merasa jagoan, ato pemberani gitu, tetep aja kamu nggak boleh melakukan perjalanan sendirian tanpa disertain muhrim kamu. Ingat loh, ini bukan pendapat, tapi ini aturan. Kalo dilanggar ya salah donk.

4. Islam melarang laki-laki dan perempuan untuk berkhalwat kecuali perempuan itu disertai muhrimnya. Rasulullah saw bersabda:
"Tidak diperbolehkan antara seorang laki-laki dan perempuan itu berkhalwat kecuali apabila (perempuan itu) disertai muhrimnya."
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah saw berkhutbah:
"Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali apabila perempuan itu disertai seorang muhrim, dan tidak boleh seorang perempuan melakukan perjalanan kecuali disertai muhrimnya." Tiba-tiba salah seorang shahabat berdiri dan berkata: "Wahai Rasulullah saw, sesungguhnya isteriku hendak pergi menunaikan ibadah haji, sedangkan aku merencanakan pergi ke peperangan ini dan peperangan itu." Maka Rasulullah saw menjawab: "Pergilah engkau menunaikan haji bersama isterimu."
Tau donk apa itu berkhalwat, itu tuh yang berduaan gitu, walaupun nggak mojok apalagi mojok, tetep aja namanya khalwat, walaupun di tempat ramai apalagi di tempat sepi, yang namanya khalwat, no way.. sekali lagi kecuali kamu sama muhrim kamu..n yang dilakukan bukanlah perbuatan yang dilarang oleh Islam. Ok, kita terusin ya..

5. Islam melarang perempuan untuk keluar dari rumahnya kecuali seizin suaminya, karena suami memiliki hak atasnya, maka tidak dibenarkan seorang isteri keluar dari rumah suaminya kecuali atas izinnya. Apabila seorang isteri keluar tanpa seizin suaminya maka perbuatannya termasuk maksiat, dan telah dianggap nusyuz yang tidak lagi berhak mendapatkan nafkah dari suaminya. Ibnu Baththah telah meriwayatkan dalam kitab Ahkaam An Nisaa dari Anas ra bahwa seorang laki-laki bepergian seraya melarang isterinya keluar, kemudian ayahnya sakit, lalu perempuan itu meminta ijin Rasulullah saw agar dibolehkan menjenguk ayahnya, maka Rasulullah saw menjawab:
"Takutlah engkau kepada Allah, dan janganlah melanggar (pesan) suamimu." Tidak lama kemudian ayahnya meninggal, lau kembali perempuan itu meminta ijin kepada Rasulullah agar dibolehkan melayat jenazahnya, maka beliaupun bersabda: "Takutlah engkau kepada Allah, dan janganlah melanggar (pesan) suamimu." Allah SWT kemudian menurunkan wahyu kepada Nabi saw: "Sungguh Aku telah mengampuni perempuan itu karena ketaatan kepada suaminya."

6. Islam sangat menjaga agar dalam kehidupan khusus hendaknya jamaah kaum perempuan terpisah dari jamaah kaum laki-laki, begitu juga di dalam masjid, di sekolah dan lain sebagainya. Islam telah menetapkan seorang perempuan hendaknya hidup di tengah-tengah kaum perempuan, sama halnya dengan seorang laki-laki hendaknya hidup di tengah-tengah kaum laki-laki. Islam menjadikan shaf shalat kaum perempuan di bagian belakang dari shaf shalat kaum laki-laki, dan menjadikan kehidupan perempuan hanya bersama dengan para perempuan atau mahrim-muhrimnya. Perempuan dapat melakukan aktifitas yang bersifat umum seperti pendidkan, jual beli dan sebagainya, tetapi begitu selesai hendaknya segera kembali hidup bersama kaum perempuan atau muhrim-muhrimnya.

7. Islam sangat menjaga agar hubungan kerjasama antara laki-laki dan perempuan hendaknya bersifat umum dalam urusan muamalah, bukan hubungan yang bersifat khusus seperti saling mengunjungi antara perempuan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, atau jalan-jalan bersama. Sebab, tujuan kerjasama dalam hal ini agar perempuan dapat segara mendapatkan apa yang menjadi hak-haknya dan kemaslahatannya, disamping untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajiban-kewajibannya.
So, janjian berangkat bareng ke pengajian aja nggak boleh apalagi janjian ke bioskop. Ya kan..

Trus buat kaum hawa, kehidupannya terbagi lagi menjadi 2 bagian :
1. Kehidupan Umum,
Tempat dimana siapapun berhak masuk ke dalamnya tanpa harus meminta izin terlebih dahulu
2. Kehidupan Khusus,
Tempat dimana seseorang tidak diperbolehkan masuk (bergabung) kecuali setelah mendapatkan izin
Para muslimah-muslimah hanya boleh menampakkan auratnya di depan orang-orang yang sebagaimana firman Allah SWT :

Katakanlah kepada Perempuan yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau Perempuan-Perempuan islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap Perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat Perempuan. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan…” (TQS. An-Nur: 31)

Sini deh, ringkasnya :
- Suami
- Ayah
- Mertua
- Anak
- Anak tiri
- Keponakan
- Saudara kandung
- Sesama perempuan
- Budak
- Anak kecil
- Pelayan lugu
jadi, selain orang-orang yang disebut di atas artinya kita sebagai kaum hawa nggak boleh menampakkan aurat kita.

Trus dari mana datangnya cinta?
Dari mata turun ke hati.
Dari mana datangnya syaithan?
Sama saja, dari mata turun ke hati.
Kemudian dilanjutkan dengan nafsu. Hayoo...

Jika seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya…maka yang ketiga adalah syaithan. Betull???

tau nggak ama yang namanya Ikhthilath, ikhtilath itu artinya campur baur..berdua-duaan nggak boleh, campur baur juga nggak boleh, Islam juga mengatur tentang campur bauran ini, Percampurbauran antara laki-laki dan Perempuan tidak dibenarkan, kecuali dalam beberapa hal seperti, pengobatan, pendidikan, perkawinan, masalah makanan, penangkapan yang dilakukan oleh negara, serta dalam keadaan darurat. Jadi, hati-hati ya kalo di kelas, ato dimanapun kamu berada..jangan sampai kita campur baur, aturan Islam neh..

nah itu tadi penjelasan tentang sistem pergaulan dalam Islam, trus kalo ini itu nggak boleh, gimana donk ngenyalurin naluri tadi, tenang tenang, yang namanya naluri termasuk jatuh cinta tadi kalo nggak disalurin, nggak bakalan menyebabkan kematian, paling cuman kegelisahan. Beda dengan kebutuhan jasmani seperti makan, minum, itu harus disalurkan, karna akibatnya bisa menyebabkan kematian. Tapi, dalam Islam pun diatur bagaimana menyalurkan naluri ini, agar kegelisahan tidak terus menerus terjadi, yakni dengan pernikahan. Selain dengan pernikahan, hukumnya haram (misal: pacaran, HTS, TTM, Kakak angkat, apalagi bookingan. Apaan tuh..

jadi ngapain Pacaran? Ada yang beralasan mereka pacaran karena lebih fleksibel, lebih murah(maksud loh), sebagai referensi, agar lebih kenal dengan pasangan hidup(makanya ta’arufan donk), bisa
memberi semangat, dan kalau bisa dengan pacaran, kenapa harus nikah? What??? No, no, no...

akibatnya apa?? Sebuah Petaka :
• PMS menantimu,
• Ketakjelasan nasab,
• hancurnya pernikahan,
• Hancurnya sistem sosial,
• Lazimnya bala,
• Panasnya neraka tengah menanti.

Duh, seberat itukah akibatnya kalau kita tidak menyalurkan jatuh cinta kita tadi sesuai aturan Islam. Yup, hanya pernikahanlah satu-satunya cara untuk menyalurkan naluri kita tadi, tapi itu juga buat yang sudah siap loh, bukan hanya siap materi ,tapi siap segalanya..so, buat yang belum siap, jangan coba-coba dengan pacaran ya..banyak-banyaklah beristighfar, memohon ampun kepada Allah dan dimohonkan agar terhindar dari godaan syaithan yang tidak henti-hentinya menggoda manusia untuk menemaninya di neraka kelak.

The last, aku Cuma mo ngingatin, Sebagai seorang Muslim, selayaknyalah kita menjadikan aturan Islam sebagai standar dalam setiap perbuatan kita.

Sebagai seorang Non-Muslim, ada baiknya mencoba Islam sebagai alternatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial ini, dijamin efektif.

Ingat kawan, menjadi manusia adalah kepastian, tetapi menjadi manusia yang bermanfaat, adalah pilihan besar yang penuh dengan ancaman.

Ingat pula, setiap gerik jasad, desah nafas, kedipan mata, dan setiap gerik hati tak pernah luput dari pengawasan-Nya.

Karenanya, marilah kita kembalikan setiap langkah kita padaNya. Jadikan Dia sebagai hakim di tengah-tengah kita. Jadikanlah benar dan salah hanya berstandar padaNya. Jadikanlah setiap perbuatan kita, hanya mengikuti apa yang diperintahkanNya, dan senantiasa menjauhi apa yang telah dilarangNya.

Karena, akhir kisah kita telah jelas, kawan. Aku, kamu dan kita semua, pasti akan berakhir pada sebuah masa yang menyakitkan : SAKARATUL MAUT.

Ketika itulah, ketika ruh sudah berada di kerongkongan kita, tak ada guna lagi bertaubat padaNya. Karena itu, sekaranglah saatnya!

Wallahu a’lam.

Disadur dari :
- Taqiyuddin An-Nabhani, Nizhamul Ijtima’I fil Islam
- Gaul islamy oleh Sarbaini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar